Jumat, 04 Mei 2012

Perceraian pada Dua Warga Negara


Menurut hemat kami,  sebaiknya  istri mengajukan  gugatan  cerai atas perkawinan yang dilangsungkan  di  Indonesia  ke Pengadilan Negeri  di wilayah  kediaman  istri sebagai  penggugat, sekaligus mengajukan  permohonan  pembatalar  perkawinan yang dilangsungkannla di Amerika. Hal  ini dimaksudkan agar perceraian  tersebut  menjadi  sah secara  hukum ditinjau dari sudut kedua perkawinan tersebut.

Pada  dasamya dalam  proses sidang perceraian  di  Indonesia baik pihak  isui maupun  suarni memalg  harus hadir dalam sidang  tersebut,  terutama dalam  sidang pertama  dimana Hakim akan berusaha mendamaikan  kedua belah  pihak. Namun demikian,  berdasarkan  Pasal 30 PP No. 9 Tahun  1975  tentang Pelaksanaan UU No.1 tahun 1974  tentang Perkawinan, suami  dapat tidak hadir dalam persidang  dengan memberikan kuasa kepada Kuasa Hukumnya untuk mewakili  dirinya.

Peraturan perundang-undangan  tidak merinci  lebih  jelas mengenai  hal-hal yang harus dipersiapkan  untuk melakutan pengurusan perceraian sebagaimafla dimaksud.  Namun ada hal penting yang sangat perlu diperhatikan,  yaitu:

a. Bahwa untuk melakukan perceraian  harus cukup alasan yang menyatakan  bahwa  suami dan  istri  tidak akan dapat hidup  rukun sebagai  suami-istri lagi  (Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang  No.  1 Tahun 1974  tentang  Perkawinan ("UU Perkawinan")

b. Bahwa perceraian  hanya mungkin  dilakukan  dengan berdasarkan pada salah  satu alasan  sebagaimana  dinyatakan dalam Pasal 19 PP Pelaksanaan  Perkawinan,  antara  lain sebagai berikut:

b.1. Salah  satu  pihak berbuat zina  atau menjadi  pemabuk, pemadat, penjudi dan  lain sebagainya yang
sukar disembuhkan.

b.2 Salah  satu pihak meninggalkan  pihak  lain selama 2 (dua)  tahun berturut-turut  tanpa izin pihak  lain
dan  tanpa alasan yang sah atau  karena  hal lain di luar kemampuannya

b.3 Salah  satu pihak mendapat  hukuman  penjara  5(lima) tahun  atau  hukuman yang  lebih berat setelah
perkawinan  berlangsung;

b.4 Salah  satu pihak melakukan  kekejaman atau penganiayaan berat yang membahalakan pihak yarg
lain;

b.5 Salah satu pihak mendapat  cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya  sebagai  suami/istri

b.6 Antam suami dan  istri  terus menerus  terjadi perselisihan  dan pertengkaran dan  tidak ada harapan
akan hidup rukun lagi dalam  rumah  tangga.

b.7 Bahwa  perceraran  tersebut  dilakukan di depan  sidang pengadilan  (Pasal 39  ayat  (1) UU Perkawinan).

Informasi lebih lanjut, kunjungi MasalahPerceraian.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar